Oleh
Gatot Adiwinarto
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Kandang merupakan tempat tinggal bagi ternak, untuk itu harus dibuat agar memenuhi persyaratan, kegunaan kandang adalah untuk melindungi ternak dari berbagai pengaruh luar yang berupa pengaruh fisik ( temperatur, kelembaban, angin, hujan maupun panas serta binatang pemangsa). Dengan demikian perlu dilakukan perencanaan untuk membangun sebuah kandang, perlu dipertimbangkan dari beberapa aspek yang mendukung dapat ditinjau dari segi ekonomis, kenyamanan ternak maupun peraturan pemerintah, sehingga membangun sebuah kandang sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor lokasi, kontruksi dan peralatannya.
Perkandangan yang di dirikan harus memperhitungkan faktor lokasi, dimana kita mendirikan, didaerah pegunungan (temperatur rendah) ataukah di pantai yang memiliki temperatur lingkungan tinggi. Hal ini akan menentukan bentuk kandang yang di bangun. Contoh yang riil pada pemeliharaan unggas pedaging yang pertumbuhannya cepat memerlukan model kandang yang tidak boleh mengganggu performen unggas tersebut (Rasyaf. M, 1992). Lebih lanjut Sudrajat (1998) agar ayam yang hidup di dalam kandang sehat dan nyaman, maka semua bentuk kandang untuk pemeliharaan ayam, baik di fase pertumbuhan maupun di fase produksi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti ventilasi, yang sangat berhubungan dengan bentuk dinding dan atap, dari bahan yang baik untuk kandang adalah tidak menghantarkan panas, sinar matahari pagi dapat masuk kandang, ukuran kandang, dan pohon pelindung.
1.2. Masalah
Daerah pantai yang mempunyai iklim yang panas merupakan suatu kendala bagi pertumbuhan ternak, karena pertumbuahn ternak unggas memerlukan kondisi lingkungan yang nyaman. Kenyamanan ternak unggas yang dapat berproduksi optimal berkisar antara suhu 19OC – 21OC dapat tumbuh secara optimal (Rasyaf (2003). Sedangkan suhu udara didaerah pantai rata-rata diatas 26OC (Budi Nugroho dkk, 2001).
1.3. Tujuan
Untuk mencari sistem perkandangan ternak unggas yang tepat di daerah pantai. Sehingga diperoleh produksi yang optimal.
II. KEADAAN TOPOGRAFI DAN WILAYAH
2.1. Keadaan Topografi
Indonesia secara geografis, daerah tropis yang berada pada area 23°LU (Lintang Utara) dan 23°LS (Lintang selatan) ekuator. Lingkungan yang tepat untuk peternakan yang disarankan oleh beberapa ahli peternakan adalah daerah yang berada di 30°LU dan 30°LS. Daerah ini mencakup klimat panas, dimana elevansi ketinggian tempat dan curah hujan yang sangat tinggi sangat berpengaruh terhadap produktifitas dan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu kawasan seperti ini selalu menghadapi problem (Sihombing, 2000).
2.2. Mikro Klimat Wilayah
Iklim pada umumnya wilayah pantai di
III . SISTEM PERKANDANGAN
Dalam usaha peternakan yang secara komersial sangat diperlukan tempat pemeliharaan yang disebut kandang, sebenarnya kandang adalah suatu tempat atau bangunan yang diperuntukkan untuk ternak agar ternak tersebut dapat hidup dalam keadaan enak, nyaman dan menyenangkan (Comfort), tidak kepanasan oleh sinar matahari, tidak basah oleh air hujan, dan tidak terkena tiupan angin kencang serta melindungi ternak dari serangan ternak lain seperti hewan pemangsa ataupun manusia (Soepardjo Tjokrohoesodo, dkk, 1999).
Perkandangan yang banyak digunakan diwilayah pantai, berupa kandang terbuka dimana sirkulasi udara secara bebas masuk dan keluar kandang dengan dinding dari bilahan bambu, atap sering digunakan dari genteng, sedangkan lantai kandang ada dua model yaitu lantai litter diatas tanah dan lantai litter yang berada secara panggung, peralatan yang digunakan masih konvensional tempat pakan dan minum gantung, letak kandang sangat dekat dengan pemukiman penduduk.
IV. PEMBAHASAN
4.1. Dinding Kandang
Diding kandang yang terbuat dari bilahan bambu yang disusun berderet dengan jarak antara 2 – 5 cm, berfungsi sebagai pelindung ayam dari gangguan luar dan penghalang agar ayam tetap berada didalam kandang. Sebaiknya dinding kandang dibuat dari bahan yang kuat dan rapat tetapi tetap dapat memberikan kondisi yang nyaman bagi lingkungan dalam kandang. Hany Widjaja (2003) mengemukakan pendapat bahwa kemajuan manajemen peternakan sudah mengarah pada perkandangan yang dibuat lebih mewah dengan kondisi tertutup rapat, aliran udara dilakukan dengan menggunakan blower (kipas angin besar) hal ini menjamin ventilasi udara yang baik, sehingga sirkulasi udara dalam kandang terjamin dengan demikian udara segar dari keluar dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor di dalam kandang. Pergantian udara yang sempurna dapat mencegah kondisi yang panas didalam kandang yang disebabkan oleh penguapan kotoran (Soepardjo Tjokrohoesodo, dkk, 1999). Lebih lanjut Rasyaf (2003) menyatakan bahwa udara di dalam kandang yang pengap dan bau dapat menurunkan produksi. Dalam hal ini yang terpenting adalah keluarnya CO2 dan bau aminia yang dapat menganggu kesehatan ayam.
4.2. Lantai Kandang.
Lantai kandang yang digunakan di daerah pantai adalah lantai litter dan ada pula yang lantai panggung. Dari dua model lantai tersebut mempunyai keunggulan masing-masing, misalkan lantai yang terbuat litter ayam akan memperoleh vitamin B12 dari kotoran yang dikais-kaisnya, namun kerugiannya sistem ini kepadatan kandang ayam per m2 lebih sedikit, jika untuk ayam petelur akan menghasilkan telur yang kotor (Titik Sudaryani dan Hari Santosa, 2003).
4.3. Atap Kandang.
Atap kandang yang terbuat dari genting dan sistem yang digunakan dengan konstruksi biasa merupakan model yang banyak dijumpai di daerah pantai, hal ini diperlukan jika pemeliharaan tidak begitu banyak dan kandang tidak terlalu luas.
Untuk menghindari panas lingkungan dan sirkulasi udara yang sempurna konstruksi atap kandang perlu dibuat dalam bentuk monitor, terutama untuk ayam dalam jumlah yang besar. Bahan atap sebaiknya dipilih dari bahan yang ringan, murah dan tidak menghantar panas misalnya genting (Rasyaf, 2003)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemeliharaan ternak unggas di daerah pantai, masih dilakukan secara konvensional dengan perkandangan yang masih sederhana, baik kondisi kandang maupun peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan ayam.
Sebagai saran demi perbaikan sistem perkandangan yang nyaman bagi ternak dengan suhu rendah dan sirkulasi udara yang baik, dengan mengunakan kandang panggung, dinding kandang terbuka, terbuat dari bahan yang kuat, bentuk atap monitor, atau yang lebih modern dapat berbentuk kandang tertutup (Close hause) yang aliran udara dapat diatur.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Nugroho, Dwi Joko Priyono F., John Tetalepta, Neneng L. Nurida, Rini Hidayati, Rustamsjah dan Wawan. 2001. Pengelolaan wilayah pesisir untuk pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Makalah Kelompok IV. Falsafah Sains (PPs 702). Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian
Hany Widjaja, 2003. Rumah Idamanku (Sistem Kandang Tertutup Bagi Ayam Modern). CP-Buletin Service. Pokphand. Edisi Oktober 2003. Nomor 46 / Tahun IV.
Rasyaf. M, 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Penerbit Kaniseus.
_________, 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya.
Sihombing DTH., 2000. Lingkungan ternak. Modul Universitas Terbuka.
Soepardjo Tjorohoesodo, Eduard Azwar Sinar dan Tuti Maria Wardiny. 1999. Bangunan dan Peralatan Kandang. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Universitas Terbuka.
Sudrajat, 1998. Budidaya Ternak Unggas. Diterbitkan Universitas Terbuka.
Titik Sudaryani dan Hari Santosa, 2003. Pemeliharaan Ayam Ras Petelur di Kandang baterai. Penebar Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar